Quote today : "When you're committed to something, you must really do it, whatever it takes, you accept no excuses, only results. That is commitment.”

 Ya Tuhan, panca inderaku saling menipu...

Sambil ngetik-ngetik tips membuat album di facebook, gw mendengar musik diatas ini lewat tv yang terpasang di lantai 1. Kebetulan gw lagi dikamar lantai 2, sehingga hanya musiknya saja yang bisa terdengar. Dari musik dan liriknya, gw ngebayangin nih yang nyanyi, pasti anak ABG antara 17-25 tahun, dengan rambut disisir berdiri keatas (mirip kucing kalau lagi ketakutan), dan di klipnya ada guru musik yang lagi ngajarin mereka untuk menyanyi.
Gw seneng denger musik intronya, seperti lagu jaman dahulu banget, musiknya terasa ringan dan liriknya terdengar lucu.
Selang beberapa hari, ketika lagi asik masak, gw denger lagi lagu ini diputar disalah satu acara musik tv. Saking penasaran ama judul lagu dan penyanyinya, maklum dah g sabar untuk mendownloadnya, gw keluar dari dapur dan duduk depan tv. Alangkah terkejutnya, ternyata info yang diterima telinga gw, kemudian di olah otak gw menghasilkan kesimpulan bahwa penyanyinya ABG sama sekali tidak tepat. Aku bahkan tidak bisa menganalisa apakah mereka ini masih ABG atau bukan mengingat dandanan mereka yang sama sekali tidak mirip badut, melainkan sesuai dengan nama bandnya KUBURAN. Gayanya mirip KISS tapi musiknya mirip siapa ya?
Ah ternyata telinga dan pikiran gw bisa menjebak...


3 hari sebelumnya, gw jalan-jalan disalah satu mall di Bandung. Begitu memasuki pintu utama, aroma donat begitu menggoda. Sayangnya gw waktu itu harus ke Periplus hunting buku diskon. Ketika melewati francais donut, gw melirik salah satu produk yg dipajang di topbanner. Hmm, kayaknya donut ini enak juga klo dimakan sambil nonton acara nanti malam. Akhirnya sebelum meninggalkan mall, gw mampir juga beli 2 donat (termasuk donat yg sudah ada dipikiran gw itu). Tiba dirumah, begitu lidah mengigit 1-2 kali, ternyata lidah mengatakan lain dengan mata.
Ah.. ternyata mata dan pikiran gw bisa menipu lidah...

Menghabiskan sore ini, Ade dan gw akhirnya menuju salah satu resto favorit kita, menu pepes jamur. Rasanya nikmat sekali bila puasa hari ini dibatalkan dengan pepes jamur. Setelah memesan menu, kami berdua berbincang-bincang membahas bisnis yang akan dibangun bersama. Hilir mudik penikmat jamur memasuki resto ini dan mataku tertuju pada sebuah keluarga, ada ayah ibu dan anaknya serta saudara-saudara mereka yang lain. Tampaknya tamu itu cukup dikenal oleh pemilik resto. Mereka dilayani layaknya seperti pemilik resto saja. Dan bener saja, menu keluarga itu lebih dahulu dihidangkan dibandingkan tamu lainnya termasuk aku. Akhirnya Ade dan gw berbuka dengan segelas teh tawar sambil menunggu menu utama.

Selang 10 menit kemudian, menu kami akhirnya dihantarkan juga. Dengan nada kecewa gw berkata dengan pelayannya,"Mas, disini kan slogan layanannya first come first serve? Mengapa kami yg duluan datang dilayani belakangan?
"Maaf mba, kami mohon maaf bila menunya baru saya diberikan sekarang", jawab pelayan yg berbaju hitam kombinasi garis kuning itu.
"Mending slogannya diganti saja dengan first come last serve aja mas".
Rasa pepes jamur menjadi tidak nikmat rasanya karena layanan ini.

Ade menatapku dan tersenyum. Seperti menertawakanku atas percakapan tadi.
"Pasti sekarang rasa pepes jamur ini tidak senikmat biasanya, iyakan?",tebak Ade.
"Iya, kok loe tau sih?",heranku.
"Gampang, ngeliat perbincangan loe tadi gw dah tau, loe g akan enjoy makan pepes jamur ini".
"Emang loe tadi g sebel De lihat menu kita terlambat tiba?"
"Sebel, kenapa harus sebel?"
"Lah, kita kan sudah pesan lebih dulu, kok bukan menu kita yang dilayani. Gimana g sebel?", jawabku mencoba mempengaruhi Ade.
"Oh, slogan first come first serve itu. Loe lihat kondisi dong. APakah setiap kita kesini selalu diperlakukan begitu? Tidak juga kan? Apakah menu loe terlambat datang, loe langsung kelaparan, sakit dan menderita? Tidak kan?"
"Ayolah ra, belajar mengendalikan pikiran dengan hati. Jangan sampai hati loe yang dikontrol oleh pikiran".

Tidak mudah memang melaksanakan apa yang dibilang Ade. Tapi itu bisa dilatih setiap hari, setiap detik dalam kegiatan sehari. Tidak sedikit orang menjadi kaku dalam kehidupannya karena hatinya yang dikendalikan oleh pikiran, dan tidak sedikit pula orang yang tidak bisa melakukan apa-apa karena tidak menggunakan akalnya.

Panca indera termasuk akal hanyalah alat untuk melaksanakan apa yang diyakini oleh hati. Jadi kuncinya adalah mengendalikan hati dan memerintahkan panca inderaku.

Ya Tuhan, jadi selama ini panca inderaku saling menipu diriku....setan

"Mas, saya minta maaf ya tadi saat mengantarkan menu saya sedikit emosi", ucapku sebelum meninggalkan resto pada pelayan tadi.
"Tidak apa-apa mba, kami juga minta maaf dan smoga berkenan untuk kembali lagi".

Ah.. pepes jamur, jadi terasa nikmat sekarang.... malu

1 comment:

  1. Tascha...

    Masih sibuk ngeBIUS ya?
    Awas loh dikejar2 polisi dikira penculikan.

    Atau jangan2 lagi pusing ngurusin panca indera karena g akur2 ya? :)

    ReplyDelete

dear sahabat ....
thanks to respond my article in "It's my World". Hopefully, your feedback can make the contents of this site more meaningful. Sincerely, - nhirany -

 

© 2009-2016 Copyright N.Hirany. All Rights Reserved.

created by e.n.h.a ~ credits