PILPRES 2014 dan PERMUSUHAN

Akhirnya tulisan ini saya ‘paksa’kan di upload juga. Tadinya hanya sebagai note kecil di otak tapi  ntah kenapa hati saya tergelitik untuk menulis dan mengupload ke blog pribadi. Mungkin suatu saat bisa jadi pengingat bagi saya.

PILPRES 2014 …. Sangat menarik kali ini.

Saatnya Indonesia Memilih

Mengapa menarik buat saya?
» Kesatu, pilihan masyarakat hanya ada dua. So akan sangat jelas perbedaan kedua kutub yang ada.

» Kedua, pilpres kali ini sangat kreatif. Ntah itu kreatif positif ataupun negatif. Yang jelas saya sangat kagum dengan para supporter/relawan/pendukung para capres. Mulai dari karikatur yang bersifat humor atau sindiran, jinggel-jinggel yang membangkitkan rasa optimis, youtube, hingga status di media sosial. Sungguh fantastis sekali. So creative ....

Bahkan kegantengan menjadi kampanye

 

Tata Cara nyoblos pun masih bisa di olah dengan baik

Masih banyak ide-ide kreatif yang bertebaran di dunia maya kalau mau dicari. Bener-bener mengundang decak kagum saya untuk tertawa

» Ketiga, Perpecahan alias Permusuhan. Nah ini yang membuat saya miris, sedih bercampur galau. Pilpres lalu saya golput, dan pilpres 2014 sampai detik ini saya masih merencanakan golput [lagi]. Tapi tidak sesedih saya melihat perpecahan yang sekarang. Smoga bahasa tulisan yang saya baca diantara mereka hanyalah sekedar kata dan terhenti ditangan. Tidak sampai masuk ke hati.

Saya tertarik membahas poin ketiga diatas, mengapa?
Karena pendukung para capres ini begitu mudah tersulut secara emosi. Bahkan ketika kita mengupload gambar, berita atau pun sekedar menyebutkan angka SATU atau DUA maka responnya luar binasa. Bila kita bersebrangan dengan mereka maka hujatan yang kita terima, dan sebaliknya bila kita satu nomor maka dukungan mengalir dengan derasnya. Fantastis …. Begitu mudahnya emosi masyarakat dimainkan oleh mereka yang berkepentingan. Saya jadi khawatir bila salah satu terpilih, siapapun itu, maka kekuatan yang dikira people power sebenarnya hanyalah emotional power.
But this’s politic ,isnt it?
Fenomenal ini terjadi disekitar saya dan [mungkin] sekitar anda. Tidak sedikit saya melihat bagaimana antar tetangga bersitegang, antar alumni perguruan tinggi  saling menjatuhkan, atasan-bawahan tercerai berai, antar teman menjadi unfriend, antar suami-istri nyaris talak satu, bahkan antar anggota keluarga menjadi saling mencaci. Tidak seharusnya pesta demokrasi ini menjadikan pilihan Anda bagaikan ideologi baru.
C'on toh kalau presidennya terpilih , belum tentu dirimu diangkat staf ahli atau menteri

Tapi pertempuran sudah dan sedang berlangsung. Bagaikan civil vs military, bahkan ada yang menggambarkan seperti film Lord of The Ring, hobbit vs orb. Seperti itulah gambaran sebagian orang tentang pilpres 2014. Saya tidak bisa membayangkan bila pilihannya tidak menang... betapa membatinnya dalam hati

Manusia cenderung ingin mendengar apa yang mereka ingin dengar, dan melihat apa yang mereka ingin lihat, jadi bila terjadi perbedaan maka rusak lah logikanya. Ini lah permainan emosi

Mengapa tidak melihat perspektif lain dari calon presiden yang bukan pilihan Anda? Untuk memperkaya dan memperkuat keyakinan Anda pada presiden yang dipilih. Saat melakukan aktivitas pagi ini, saya iseng menyalakan TV, di salah satu TV swasta nasional ada seorang pengamat sosial budaya, namanya Ibu Devi, dia mengatakan bahwa pilpres 2014 menyebabkan sekitar 3500 orang melakukan unfriend dari total komunitas fesbuker sekitar 14juta. Walaupun angkanya dibanding 14juta tidak besar, tapi emejing… it happened to me also. Saya di unfriend.
Orang memilih memutuskan tali silatuhrahim hanya dengan perspektif berbeda. Subhanalah.... 
Smoga Allah memaafkan dosa-dosa saya sehingga saya terkena un-friend.
Saat saya menceritakan berbagai fenomenal menarik ini ke suami, dia hanya tersenyum lalu berkata, “Bunda, kalau pagi suka menyapu , kenapa?”. Saya jawab, “Ya membersihkan kotoran di lantai?”. Kalau ayah gimana?. Dia menjawab,”Ayah menyapu untuk mempersiapkan bila kotoran akan datang?”. Jawaban yang diberikan suami saya diluar perkiraan saya, bagaimana seseorang menata hati dan pikirannya sehingga yang dilakukannya tidak menjadi emosional. Bila Anda memilih jawaban seperti jawaban saya, mungkin anda akan kesal setiap lantai menjadi kotor dan berantakan.

Mungkin cerita diatas sama ketika pak Prabowo secara terang benderang menyatakan persetujuan kepada ide pak Jokowi tentang industri kreatif dan memilih menentang ide para penasehatnya untuk menyatakan TIDAK pada ide lawan politik. Bagi sebagian orang memandang langkah Prabowo laksana kalah sebelum perang, ketidak-mampuan beliau menyelesaikan masalah, atau bahkan menunjukkan kebodohannya. Tapi saya melihat sisi lain terhadap pernyataan prabowo. Mengapa harus malu bila ide lawan jika baik , bisa diterima. Mengapa harus mengarang-ngarang ide lain bila memang ide itu masih relevan.

Sama seperti pendidikan di Indonesia sekarang, ganti pemerintahan, ganti kebijakan, ganti buku acuan pendidikan. Bagi saya ini pemborosan yang harus dibayar mahal.
Continous improvement di negeri ini menjadi tabu bila dilakukan….
mungkin hanya korupsi saja yang memakai konsep CI haha

9 Juli 2014 , merupakan momentum dimana setiap rakyat Indonesia diatas 17 tahun diharapkan menggunakan hak pilihnya. Tidak perlu galau bila pilihan Anda tidak menang, karena apapun yang terjadi sudah ada takdirnya. Dalam kitab umat Islam, Al-Qur’anul Karim, disebutkan bahwa nasib suatu kaum tidak akan berubah bila kaumnya itu tidak mau berubah. (Maaf saya lupa surah dan ayatnya ).
Waduh… padahal saya golput yah? Gimana nasib bangsa nih, kalau saya golput melulu hahahha….

Ya liat 9 Juli 2014, moga ada yang menggerakkan kaki melangkah ke TPS.

So, selamat mencoblos ya…..
Ingat jangan pilih DUA, karena kalau pilih DUA akan gugur dengan sendirinya , dianggap batal oleh KPU. Pilih salah SATU nya saja.
Pemilu damai  dan everybody will be happy