Akses terbatas di Medsos? Why Not

Twitter

Mengapa orang memilih melakukan proteksi pada medsosnya?

Ternyata tidak hanya orang terkenal nan beken yang memilih memproteksi akun sosmednya. Sebut saya tasha (loh saya dong ) yang akhirnya memilih mengakhiri masa pasar bebas kepo di akun medsosnya. Mengapa dia lakukan? berikut hasil wawancara singkat saya dengan saudari tasha.

Saya (S) : "Mo tanya dong neng, kok sekarang saya tidak bisa akses akun twitternya? padahal di blognya kemarin ada panel bisa melihat kicauan e-neng...."

Tasha (T) : "Makasih pertanyaannya. Pertama, saya ingin mengklarifikasi dahulu bahwa nama panggilan saya bukan neng... melainkan tasha. Kedua, mengenai kicauan saya yang bisa diakses terbatas , saya lakukan karena pertimbangan kemaslahatan umat manusia..."(sok bijak)

S : "Loh saya lihat saja followernya masih 1/10 punya saya, kok langsung ditutup aksesnya. Kan followernya akan sulit nambah sha?"

Faeebook

T : "Inilah bedanya. Sejak saya memilih hanya akun fesbuk saja untuk membebaskan orang yang tidak terlalu kenal bisa melihat timeline saya.  Masih banyak friend request yang saya belum approve juga. Kalau ingin membaca pemikiran saya, kan bisa di blog ini."

S: "Tapi kan banyak juga yang ingin tau kegiatanmu sha?"

T : "Ah masaa....? Ah iyaaaa? Gengsi dong gengsi hehehe.... "
Banyak atau sedikit saya tidak terlalu urusin. Saya juga bukan public figure. Hanya wanita bersuami satu dan beranak satu, saat ini. Kegiatan juga hanya seputar rumah dan kantor".

S : "Sombong kamu sha. Mutusin silatuhrahim namanya tuh..."

T : "Yang bener? apa iya silatuhrahim itu dilihat berhasil dari jumlah follower, jumlah friends atau jumlah likes? Buat saya sih , tidak. Ngemeng-ngemeng twitter saya pun ada sekitar 90-an akun yang follow saya malah saya remove. Nama tidak dikenal. Nama asing berbau tidak jelas. Bahkan yang saya follow pun banyak yang tidak akrab. Bener-bener memusingkan saya membaca timeline."

S :"Mungkin faktor U kali ya Sha...?"

T :"Bisa jadi ya, bisa juga tidak. Ini hanya piihan saja. Saya masih pengen dong eksis di dunia medsos. Tapi eksisnya saya mungkin berbeda dengan cara eksismu. Tak mengapa kan?"

S :"Tak sih...... yang penting kita masih terkoneksi yaa.....
"Ngemeng-ngemeng, kamu sendiri pernah ngalamin tidak di approve atau malah di unfriend orang gak sha?"


T :"Pernah bingitttsss lah.......
Saya pernah di unfriend teman fesbuk hanya karena masalah pilpres kemarin, (baca disini).
Saya pun pernah mengajukan request follow ke yang dikenal mulai dari bos sampe staf, belum tentu di approve. hahahhaa....,
Bahkan di block di media bbm atau whatsapp pun sudah pernah.

S : "Gilaaaa pertemananmu sha. Sakit hati dong?"

T :"Sakit? yaa tidak lah... kan media komunikasi masih banyak. Seperti kata pepatah masih banyak jalan menuju roma. Kalau saya memang perlu sama orang itu kan, klo tidak bisa ngobrol melalui fesbuk, coba lewat sms (konvensional) atau orang lain yang mungkin masih nge-link sama dia , untuk menyampaikan pesan".

S :"Trus kalau pesanmu tidak dibalas, gimana dong? "

T :" Ya gak nape juga. Buat saya adalah memastikan pesan itu dia terima. Kalau tidak ada respon, maka saya tetap jalan dong. Kasihan banget sih hidup yang sebentar ini kalau sampe gagal move on hanya karena tidak direspon hahahha....."

S :"Iya juga sih... so medsos buatmu hanya media komunikasi buat orang yang dikenal ya?"

T :"Ya. Kalau mau kenalan sama saya juga silahkan saja..... banyak juga kok teman saya di medsos terhubung karena dia temannya teman yang punya teman temannya...."

S :"hahhhhhh?? ? $%$ ? $....."

T :"Udah ah, gak usah bingung. Silahkan pake medsos sesuai keperluanmu. Mo pamer selfie kek, mo jualan kek, mo buat arsip simpan foto kek, Mo pamer status kemesraan, status rohani hingga status perceraian kek atau mo buat stalking doang kek.... terserah. Kan tanggung jawab masing-masing. Asalkan kakek saya jangan dibawa-bawa hahahhaha...."