Seks vs Kejahatan

Saya ragu menuliskan judul tulisan ini dengan Seks vs Kejahatan. Mungkin semestinya saya menuliskan dengan "Seks dan Kejahatan".
Mengapa tidak? Seks bisa digunakan untuk melakukan tindakan kejahatan. Mereka menjadi bersahabat. Sex and Crime

Dalam satu pekan terakhir ini, berita dihebohkan dengan kasus penggelapan uang dengan tertuduh Selly dan kasus Melinda Dee (MD) alias Inong Melinda. Dua wanita ini heboh bukan karena berita penggelapan uangnya, melainkan keseksian paras wajahnya.


Ah.. dasar media, menjual title ke pembaca / pemirsa . lebih mengekspos kecantikan daripada modus penipuan mereka.

Di salah satu acara tv swasta nasional, bertajuk "suara Anda", salah seorang partisipan mengatakan bahwa nasabah yang tertipu oleh MD itu bodoh saja, karena mau terbujuk rayuan MD. Makanya kalau jadi nasabah , investasi uang aja, gak perlu ada tambahan seks nya.

Hmmm.. tidak heran, untuk kasus MD yang di komentari lebih banyak fisiknya, bukan modus penipuannya.
"Ooh.. pantesan 17M tidak terlacak, lah itu brangkasnya dibawa kemana-mana", begitu salah satu komentar pembaca.
Belum lagi foto-foto seronok MD yang mengundang decak decik.

Coba kalau wajahnya sebelas 12 dengan Gayus Tambunan, (menurutku kategori wajah Gayus biasa saja, sorry ya Gay....) pasti mo ngomentarin bodi nya aja pembaca sudah ogah.

Seolah-olah wajah jelek melakukan kriminal itu biasa terjadi, dan komentar masyarakat adalah bagaimana kelihaian mereka melakukan kriminal itu. Tapi kalau wajah menjual dan bodi mohai, kriminal itu menjadi luar binasa, dan siap-siap aja kriminalitas mu tersisihkan dengan tampilan fisikmu. Mungkin masyarakat lebih menunggu foto-foto syurmu terpublish daripada kasus kriminalnya.

So, hati-hati deh.. dibalik menikmati indahnya diantara selangkangan itu (apalagi ilegal), ditanya dulu. "Ada udang dibalik selangkangan gak? "

Arggghhh... masyarakat yang aneh... dan aku sekarang hidup dan menjadi bagian dari masyarakat ini.
Wadawwwww......