SABAR, SAMPAI KAPAN?
Sahabat saya yang hatinya baik,Marilah kita memulai dengan pertanyaan ini;
Apakah orang-orang yang sedang menunggu itu, sedang menunggu sesuatu yang betul-betul ADA?
Karena, kita tidak mungkin bisa menunggu datangnya sesuatu yang tidak kita SEBABKAN kehadirannya.
Kita tidak bisa menunggu kesehatan, yang kita jauhkan dengan kebiasaan buruk.
Kita tidak bisa menunggu uang, dari pekerjaan yang kita malas mengerjakannya, atau yang kalau bisa kita hindari.
Kita tidak bisa menunggu kebahagiaan, dengan cara bicara dan bersikap yang menyalahkan siapa pun kecuali diri sendiri.
Dan kita tidak bisa menunggu kehidupan yang damai, dengan cara melanggar batasan-batasan kebaikan.
Maka,
Marilah kita bekerja dengan JELAS,
yang jelas apa yang kita kerjakan,
yang jelas tujuannya untuk menguntungkan orang lain,
yang jelas hasilnya adalah untuk kesejahteraan keluarga,
dan yang jelas cara-caranya adalah kejujuran dan keramahan.
Karena,
Jika yang kita kerjakan jelas, akan jelas jugalah apa yang kita tunggu.
......................
Sahabat saya yang tegas hatinya,
Banyak sekali orang yang kelihatannya sibuk, tetapi yang sebetulnya tidak bekerja.
Ingatlah, bahwa tidak semua kesibukan adalah pekerjaan.
Pekerjaan adalah kesibukan yang menghasilkan keuntungan bagi orang lain, sebagai cara untuk membangun keuntungan bagi diri sendiri.
Mereka yang hanya sibuk tanpa niat untuk menguntungkan orang lain, sebetulnya hanya menunggu. Tetapi, tidak ada yang ditunggunya.
Karena sesungguhnya, kesibukan yang bukan pekerjaan, tidak akan menyediakan sesuatu yang bernilai untuk ditunggu, kecuali penuaan tanpa kemampuan.
Maka, marilah kita menepatkan yang kita kerjakan, dan menjadikannya kesibukan yang menghasilkan kegembiraan dan perbaikan kehidupan bagi orang lain.
.....................
Sahabat saya yang logis pikirannya,
Sebetulnya bukan yang kita tunggu – yang datang, kita lah yang datang menemui hadiah bagi kerja keras kita di masa depan.
Kita sampai, hanya karena kita bergerak.
Semua yang kita tunggu itu berada di masa depan, dan tidak mungkin datang menemui kita di hari ini.
Kita lah yang harus menjadi pribadi yang lebih kuat, karena akan ada banyak tutup dari periuk rezeki besar yang harus kita angkat dan buka di masa depan.
Kita lah yang harus menjadi pribadi yang lebih tinggi, karena permata dan mutiara kesejahteraan itu disusun di rak-rak yang lebih tinggi di masa depan.
Kita lah yang harus menepatkan sudut pandang, karena pintu-pintu menuju taman-taman pemuliaan kehidupan di masa depan tidak terlihat dari sikap-sikap yang salah.
Kita lah yang harus membersihkan hati, karena keindahan kehidupan yang bahkan sudah tersedia hari ini, tidak akan dirasakan oleh hati yang belum bersih.
Marilah kita mengambil tanggung-jawab sepenuhnya bagi pemberhasilan diri kita sendiri.
Mungkin hampir tidak ada perasaan yang lebih memerdekakan diri, daripada ketegasan untuk menjadi pemberhasil bagi kehidupan kita sendiri.
Cobalah yang selama ini Anda ragukan, atau akan lebih hebat lagi - lakukanlah yang selama ini Anda takuti.
Orang yang tidak mencoba karena takut gagal, lebih gagal daripada rekannya yang mencoba dan kemudian gagal.
Ujilah keberuntungan Anda. Cobalah melakukan sesuatu dengan lebih berani.
Bukankah sebetulnya, banyak sekali yang akan Anda lakukan jika Anda lebih berani?
Tuhan Maha Adil. Dan Tuhan telah berjanji akan menyejahterakan dan membahagiakan hamba-Nya yang berupaya.
Tetapi mungkin muncul pertanyaan, …
Bagaimana jika Anda gagal? Coba lagi.
Bagaimana jika Anda masih gagal? Coba lagi.
Bagaimana jika Anda masih terus gagal? Coba lagi.
Eh! … nanti dulu, …
apakah tadi saya menambahkan penjelasan,
bahwa saat Anda mencoba lagi tadi itu,
Anda mencobanya dengan sikap yang lebih baik,
dengan cara yang lebih tepat,
dan dengan niat yang lebih tulus?
Maaf ya? …
Mencoba lagi adalah melakukan lagi dengan lebih baik.
Dan bukan hanya sekedar mengulangi tindakan yang sudah jelas-jelas salah, yang tidak menghasilkan, dan yang hanya menjadikan diri kita kesal.
Mencoba lagi adalah melakukan lagi dengan lebih baik.
Maka,
Janganlah kita melakukan hal yang sama, dengan cara yang sama, tetapi mengharapkan hasil yang berbeda.
Tidak ada masa penantian dan kesabaran yang cukup untuk menunggu hasil dari cara kerja yang seperti itu.
Maka, anjurannya kepada kita adalah …
Lakukanlah pekerjaan yang sama dengan cara yang baru,
atau lakukanlah pekerjaan yang baru dengan cara Anda sekarang,
atau lakukanlah sesuatu yang baru dengan cara yang baru.
Baru setelahnya, kita pantas menunggu.
Sahabat saya yang kuat kesungguhannya,
Pribadi yang kuat, membangun nasib; pribadi yang lemah, menunggu keberuntungan.
.............................
Jika ada adik Anda yang belum ramah kepada nasehat-nasehat yang berpihak kepada kebaikan hidupnya, sampaikanlah ini kepadanya dengan penuh kasih:
..............................
Apakah engkau sedang menunggu pekerjaan yang lebih baik, sebelum engkau bekerja dengan sungguh-sungguh?
Apakah pekerjaan baik - pantas bagi orang yang tidak bersungguh-sungguh?
Ketahuilah, bahwa....
Sebagian dari kita sedang tidak sabar untuk membangun hasil-hasil yang super dalam pekerjaannya, tetapi sebagian lagi sedang tidak sabar untuk menghindari pekerjaan.
Bagaimana mungkin engkau bisa merasa berhak menunggu kesejahteraan, jika engkau menjadi beban yang memberatkan biaya orang lain?
Bagaimana mungkin engkau pantas menunggu kebahagiaan dengan hati yang pemarah dan penyerang seperti itu?
Bersabarlah engkau dalam sikap-sikap yang baik, dalam pergaulan yang baik, dan dalam pekerjaan yang baik.
Bersabarlah untuk hal-hal yang baik.
Dan, ......
Rencanakanlah penggunaan dari usiamu.
Dia yang bisa berlaku tenang dalam karir dan kehidupan yang tanpa rencana, tidak bisa disebut sabar.
Dia hanya terbiasa tidak merasa gelisah dalam pelemahan hidupnya.
Dan ini yang penting sekali,
adikku yang dikasihi Tuhan,....
Tidak ada kesulitan yang lebih kuat daripada kegigihan.
Maka besarkanlah hatimu untuk menjadi wadah
bagi kegigihan itu.
Ingatlah ini, …
Jika engkau bersabar dengan dirimu sendiri,
itu adalah keanggunan.
Jika engkau bersabar terhadap orang lain,
itu adalah kebesaran.
Dan jika engkau bersabar dengan kehidupan,
itu adalah iman.
............
Jadi, …
sampai kapankah kita harus menunggu?
Kita akan menunggu selama kita harus menunggu.
Karena,
Bukankah setiap jiwa, sebetulnya sedang menunggu?
Dengannya,
Jiwa yang mengerti, tidak lagi menunggu,
karena ia terlalu sibuk menjadikan dirinya pantas menunggu sebesar-besarnya rezeki,
menunggu seindah-indahnya kebahagiaan,
dan menunggu setinggi-tingginya kemuliaan hidup.
Dan karena …
Maha Benar Tuhan dengan segala janji-Nya,
maka ....
Menunggu adalah mengisi waktu dengan kegembiraan,
dalam menyambut kepastian rahmat bagi jiwa yang dekat dan taat.
Maka,
Marilah kita membuktikan kedekatan dan ketaatan kita kepada Tuhan dengan menjadikan diri kita rahmat bagi saudara dan sahabat kita.
.......................
Sahabat Indonesia yang baik hatinya,
Begitu dulu ya?
Mudah-mudahan Golden Point ini dapat mendampingi Anda dalam membangun kesungguhan untuk menjadikan diri Anda pemberhasil bagi kehidupan Anda dan keluarga terkasih.
Mudah-mudahan Tuhan mengindahkan waktu yang Anda gunakan untuk menunggu sampainya hadiah-hadiah terbaik bagi kejujuran dan kerja keras Anda.
Sampai kita bertemu suatu ketika nanti, dan berbincang mengenai rahasia-rahasia pembuka jalan-jalan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup ini.
Apakah Anda tahu, bahwa semua rahasia itu sebetulnya sangat sederhana? (… pasti Anda tadi membatin: …tapi?) Itu untuk topik berikutnya ya?
Mohon disampaikan salam sayang untuk keluarga Anda terkasih, dari Ibu Linna dan saya.
Loving you all as always,
Mario Teguh
0 comments:
Post a Comment
dear sahabat ....
thanks to respond my article in "It's my World". Hopefully, your feedback can make the contents of this site more meaningful. Sincerely, - nhirany -