Bulan suci ramadhan, bulan penuh rahmat dan maghfirah, bulan yang membawa berkah bagi seluruh umat manusia, begitulah kata sebagian orang tidak terkecuali bagi pengemis. Semakin ramai saja deretan pengemis ditepi trotoar jalan yang biasa kulalui. The power of giving atau sedekah selama bulan ramadhan pun lebih terasa khidmat. Dan tidak bisa dielakkan lagi, kekuatan inilah yang menjadi daya tarik bagi kaum pengemis. Berbagai cara mereka tampilkan untuk memikat belas kasih mereka yang melaluinya. Tidak jauh dari golongan pengemis, para pengamen pun sangat fasih melafazkan lagu-lagu religi , terkadang menggunakan 3 surah sapu-jagat dalam kitab umat islam dan dilantunkan dengan nada nasyid. Indah sekali terdengarnya.
Ntah mengapa dibulan ini, orang terlihat lebih berlomba-lomba bersedekah, seolah-olah 11 bulan lainnya tidak se fantastis bulan suci ini.
Saya jadi teringat salah seorang pengemis didekat rumah. Dia duduk berdiam dengan jubah putihnya, wajahnya terlihat bersih, hanya beberapa guratan halus di wajahnya. Sang Bapak itu duduk tak jauh dari ujung halte bis, ditangan kirinya memegang sebuah kitab kecil dan mulutnya sibuk melafazkan ayat-ayat suci. Suaranya sangat indah.
Suatu senja, saya penasaran dan menghampirinya, “Pak, beberapa hari ini saya perhatikan Bapak sering berada ditempat ini dan melafazkan ayat-ayat suci. Saya kagum dengan lantunannya, mengapa Bapak tidak pergunakan saja keahlian bapak ini untuk mengajar mengaji?”
“Ah neng, Bapak sudah mengajar mengaji beberapa anak di kampung Bapak. Tapi bayarannya masih belum mencukupi kebutuhan hidup Bapak. Jadi ya selesai bada' dzuhur Bapak disini sampai isya. Lumayan neng, bisa menambah penghasilan”, jawab Bapak separuh baya itu.
Masya Allah, jika benar apa yang diucapkan Bapak ini , semoga Allah mengampuni segala kekhilafannya.
Dibulan suci ini dipercayai oleh umat muslim sebagai bulan dibukanya pintu taubat sebesar-besarnya. Bulan dimana manusia dijamu dengan baik oleh Sang Pemilik dengan indahnya. Bulan dimana tidak hanya nafas menjadi berkah, tetapi tidur pun terhitung ibadah. Hari dimana manusia dapat terlahir suci kembali bila manusia berhasil mengembalikan fitrahnya.
Tetapi saya sungguh tidak bisa mengerti, mengapa ayat Sang Pemilik dijual begitu murah. Masya Allah, semoga Allah mengampuni saya dengan segala kelemahan yang tak mampu membantu mengatasi keadaan si Bapak untuk hidup lebih baik.
“Dan janganlah kamu tukar perjanjianmu dengan Allah dengan harga yang sedikit (murah), sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”(TQS: An-Nahl :95)
Fenomena munculnya banyak pengemis di waktu Ramadhan ini terjadi tiap tahun. Hampir sama seperti waktu hari Jumaat tiba. Tidak tahu datangnya dari mana banyak pengemis mencoba keberuntungannya dengan minta sedekah di masjid-masjid besar. Anggap saja ini seperti munculnya jamur di musim hujan.
ReplyDeleteUntuk masalah ayat yang dijual dengan mengemis, terus terang sebagai seorang muslim saya pun malu juga saat menjumpai ada orang muslim yang minta-minta sumbangan di bis, di tepi jalan dengan mencegat orang lewat dan ada lagi yang sampai door to door ke rumah-rumah. Ah, saya malu karena sebagai seorang muslim saya belum banyak bisa membantu mereka.
mas diptara a.k.a joko,
ReplyDeletebagaimana dgn mereka yang menjual ayat-ayatNYa dengan harga tinggi ya?
para mubaligh kondang itu...