"Ra, lue ada dimana sih? Gue telpon gak diangkat-angkat? Angkat telpon gue ya", tanya Riska sahabat baikku lewat BBM .
"Aduh, sorry banget Ris, gue lagi di Plaza Indonesia nih. Nyari barang , gak ketemu-temu juga", jawabku via BBM.
Kring... Kring...
Melodi lagu "100 years" tiba-tiba terdengar dari hapeku.
"Ah, ini pasti Riska", gumanku.
"Barang apaan sih, sampai kamu bela-belain ke mall. Lue kan orang anti hedonisme dan kaki lue lagi sakit. Emang di plaza ntu ada toko bukunya?", tanya Riska tanpa salam sapa sama sekali.
"Aduh bu, nanya itu pake jeda dong, salam dulu kek , basa basi dulu kek..", jawabku
"Kagak bisa. Karena gue dari tadi pengen ketempat loe tapi gak direspon. Loe nyari apa si Ra", tanya sahabatku ini.
"Sorry banget say, besok aja ketempat ku. Gimana? Gue lagi cari baju", jawabku.
"Baju? Baju apa yang lue cari ampe gak bisa ditunda dulu hingga kaki lue sembuh? Kemarin aja gue mau traktir makan lue tolak", umpatnya.
"Baju Ra.. baju kerja", jawabku sedikit gelagapan.
"Wattttt? Baju kerja dari Hongkong. Woi.. balong gede, lue tuh dari kantor dikasih seragam. Ngapain juga lue cari baju kerja. Ah, setan kecil ini lagi nyumputin sesuatu ya?", tanyanya dengan nada selidik.
Ah Riska, sahabatku yang ini tidak pernah bisa kutipu. Dia selalu bisa membaca apa yang kusimpan dengan rapi. Seolah-olah Riska sudah memetakan karakterku. Dia kujadikan cermin setiap aku ragu apa ini adalah karakterku atau kah respon dari diriku terhadap lingkungan. Setelah aku ceritakan baju apa yang kucari, tiba-tiba dia berteriak, "Ra, You are in love, dear".
"Am I?", tanyaku mencoba meyakinkan diri sendiri
"Iya lah, gejala kayak gini mah orang-orang yang berada dalam kekuasaan panah Cupid", jawabnya meyakinkanku.
"So u will chase him?", tanyanya.
"No dear..."
"Whaaaat? Are u nuts? So why do you still keep that feeling? Bunny, you have a chance. Remember, A chance never comes twice dear..."
"I know Ris. Follow this feeling is useless. I let my self free"
"Oh em Ji, Dear Rara, after he did to you, you let him free ? It's not yourself Ra, Something change you. What is it? So, what will happen if you realize you're really in love with him and you cant take him back? ", tanyanya padaku.
"I can't predict anything in the future Ris. Just let it flow what happen now in ikhlas way", jawabku
"Ghyaaa... ada udstaza baru nih. Ikhlas juga kudu usaha say."
"Justru ini juga sudah dalam rangka usaha Ris. Mungkin karena gue makin tuwir juga kali ya, jadi sudut pandang gue bergeser seiring waktu. Gue bukannya berhenti berharap, tapi menempatkan semuanya pada tempatnya aja Ris", jawabku
"So, do you know the way how to express your love?", tanyanya
"Precisely", jawabku.
"Yo wes lah, kalau dirimu sudah mengetahui cara menyalurkannya. Sebagai sahabat gue cuman mo bilang kesempatan terkadang tidak muncul dua kali. Oh ya Ra, besok jadikan waktu untukku? Pengen curcol nih say... urgent matter lah", bujuknya.
"Siap. Gedor pintu kamar gue aja ya"
Wahai Subuh yang damai,
yang di dalam mu terurai janji kemuliaan hidup kami
Jika kami ikhlas seawal mungkin
menyiapkan kemanfaatan bagi sesama,
Tuhan akan ikhlas mengindahkan seluruh hari ini bagi kami
Tuhan kami,
kekasih-kekasih-Mu yang kecil ini mengabdi untuk kebahagiaan sesama
hanya karena-Mu
Peliharalah kami sebagai jiwa ikhlas yang kau damaikan dan sejahterakan
Tuhan, kami betul-betul berharap
dikutip dari Mario Teguh
Ra..
ReplyDeletejadi jomblo lagi nih sekarang?
Dah pikirkan tawaran abang aja deh..
Need u here.
Stand by me...
keren2..kesempatan memang tak datang 2 kali :)
ReplyDeleteHehehe, kesempatan tidak datang dua kali ... sudah usaha mungkin caranya kurang tepat
ReplyDeletecinta tidak bisa memaksa, seharusnya membahagiakan semua dengan caranya (cinta) : )
*jiaaaaaaaah, kabuuur*
~abang : u always know me well. Miss to talk with you.
ReplyDelete~lucky : apa kabarnya dik...
~ puch : ahhhh, hobby kaburrrr habis komen hehehe