Akhirnya ku memberanikan diri, mengeluarkan kategori sosok.
Kategori ini kuperuntukkan kepada mereka yang mengenal dan ingin aku kenal secara dekat. Mereka yang banyak memberikan aku pelajaran tentang banyak hal khususnya pelajaran kehidupan. Mereka yang berada diluar keluarga yang memiliki pertalian darah denganku. Mereka yang aku sebut ”sahabat”
Aku memanggilnya dengan sebutan “abang”.
Initialnya BP.
Kenal abang pertama kali saat keterlibatanku sebagai tim website grup band terkenal dinegeri ini.
Sebagai manager road show, abang sering bertemu denganku bila band ini manggung di kota Priangan.
Itulah pertama kali jumpa dengan abang.
Tetapi keakraban kami justru bukan karena membicarakan hal-hal terkait dengan band itu, melainkan dengan ilmu bela diri Jepang, aikido.
Aku baru tahu ternyata abang adalah salah satu sensei di Dojo Bulungan, tempat sekarang aku sering menghabiskan waktu diatas matras. Saat aku masih menetap di kota Gudeg, setiap abang kesana, pasti saya sempatkan untuk bertemu dengannya. Begitu pula saat aku hijrah ke ibukota negeri ini. Abang laksana informan lengkap untukku. Pengen tau apa saja di Jakarta sepanjang daerah jajahannya, pasti informasi dengan mudah aku dapatkan.
Suatu hari , abang mengantarku ke kantor dimana aku sekarang bekerja. Tampak raut letih diwajahnya, tapi dia tetap tersenyum dan mendukung aku untuk berdamai dengan kerasnya hidup di ibukota.
”Bang, kok baik banget sih antar Nda sampai kesini, padahal Nda tahu abang ada aktivitas lain hari ini”, tanyaku.
”Nda sayang... abang tidak punya banyak hal yang bisa dibagikan ke orang termasuk ke Nda. Hanya kebaikan seperti inilah yang abang punya dan berdoa semoga orang yang menerimanya ikut bahagia”, jawabnya.
Hmmm... perkataan abang inilah yang aku selalu aku ingat karena ucapannya ini mengingatkanku pada almarhumah sahabat baikku saat SMP dulu. Masa di SMP adalah masa dimana aku menentukan untuk merantau.
Sebagai anak perantauan, hidup berdampingan dengan orang-orang yang tak kita kenal merupakan pengalaman yang mengasikkan. Mencoba menyelami karakter mereka bahkan dari interaksi itu, kita mengetahui karakter diri sendiri yang sebenar-benarnya. Orang-orang seperti abang yang bersedia menerimaku sebagai adiknya ataupun sahabat menjadi tempat aku berbagi tentang hidup. Mereka yang menjadi orang terdekat yang mengetahui kondisiku sehari-hari, walau tak semuanya kubagi.
Bagiku kehilangan satu orang sahabat lebih berat daripada menghadapi 1000 musuh.
Makasih abang, atas semuanya. God bless u and ur family.
Ayoooo hunting foto ke sunda kelapa belum jadi nih he...he..he...
0 comments:
Post a Comment
dear sahabat ....
thanks to respond my article in "It's my World". Hopefully, your feedback can make the contents of this site more meaningful. Sincerely, - nhirany -