Quote today : "When you're committed to something, you must really do it, whatever it takes, you accept no excuses, only results. That is commitment.”

 mengapa harus saya?

Masalah Sissy benar-benar menguras energiku. Tidak hanya pikiranku, tapi juga emosiku. Yaa .... Sissy, mahasiswa yang terancam drop-out ini nasibnya ada ditanganku. Ya Tuhan, kenapa harus aku yang putuskan?
Akhirnya surat resmi pun kulayangkan padanya. ”Amira Sissy Wiryawan is scheduled to meet with Dr. Aisyah Raya Melati, Thursday , 21 April, 8.30am ”

Tok...tok...

” Ya silahkan masuk ”...

” Selamat pagi Ibu Raya, saya Amira Sissy, saya terima surat panggilan dari Ibu dan harus bertemu dengan Ibu hari ini”, sahut gadis berkulit bersih dengan rambut terurai sepundak.

Penampilannya yang jauh dari kebanyakan gaya anak teknik. Sissy terlihat lebih feminim. Wajahnya yang oval, dengan bibir tipisnya, ditambah dengan polesan tipis lipstik glossi yang senada dengan warna bibirnya yang kemerahan. Sungguh cantik gadis ini. Sepantasnya dia tidak di Teknik Mesin, melainkan di jurusan psikologi ataupun kedokteran. Sayang sekali rasanya bila melihat tangan putihnya yang terawat itu, kotor oleh oli.

”Oh Sissy, Ya, saya Raya. silahkan duduk”.

Rasanya, saya terdiam selama 3 detik.

Unbeliavable, gadis semanis ini harus drop out dari kampus yang menjadi incaran banyak pelajar sekolat tingkat atas. Apa yang sedang dia alami? Padahal tak tampak wajah stress diwajahnya”, gumanku dalam hati.

”Sissy, saya senang Anda bisa menemui saya hari ini. Apa kabarnya? ”, tanyaku mencoba mencairkan suasana.

” Baik bu, hari ini saya lebih baik dari kemarin ”, sahutnya.

” Oke Sissy, karena waktu saya hanya sampai jam sembilan sedangkan banyak hal yang ingin saya ketahui dari Anda, maka diskusi ini langsung saya arahkan ke inti pertemuan ini. Saya memanggil Anda terkait dengan keputusan rektor untuk mengeluarkan Anda dari kampus ini. Pihak kampus melihat ketidak seriusan Anda menyelesaikan studi di semester ini. Sehingga, sulit rasanya Anda bisa mengejar di sisa waktu 1 tahun ini dengan 40 SKS termasuk skripsi. Kendala lainnya adalah IPK Anda dibawah 2,2. Sissy, ada apa sebenarnya?”, tatapku mencari jawaban di mata bulatnya itu.

Mata itu hanya bisa tertunduk.

”Bu Raya, tolong jangan drop out saya. Beri saya kesempatan mengejar di 1 tahun ini, walau saya mengetahui aturan kampus yang tidak mungkin memberikan SKS per semester lebih dari 20 sks dimana ada 1 praktikum yang belum saya selesaikan. Tapi percayalah bu, saya bisa menyelesaikan kuliah ini Bu”.

”Sissy, tolong Anda sampaikan ke saya alasan nilai IPK Anda terjun bebas dari 3,6 menjadi 2,2 ini. Melihat track record kamu yang cukup aktif di organisasi kemahasiswaan, rasanya saya belum mendengarkan alasan yang membuat saya perlu membantu Anda. Sissy, ada apa sebenarnya? Mengapa kamu menghilang selama 1 semester ini, padahal semester inilah yang menentukan kamu bisa melanjutkan 1 tahun berikutnya?”.

”Maaf Ibu, saya tidak bisa menjelaskan lebih dari ini. Bila Ibu ingin membantu saya, beri saya waktu hingga tahun ini. Saya akan selesaikan kekurangan jenjang pendidikan saya bu. Tolong percaya saya pada Bu. Hanya Ibu Raya satu-satunya harapan saya sekarang”, ibanya.

”Sissy, maaf sekali sayang, tanpa penjelasan lebih detail , saya tidak bisa membantu. Saya akan mencoba memudahkan agar Anda tetap bisa melanjutkan ke universitas swasta dengan transfer nilai. Bagaimana? ”

”Tidak bisa Bu, saya harus tamat dari kampus ini. Tolonglah Bu..... ”.

”Ini bantuan maksimal yang bisa Saya berikan Sissy, oke, waktunya sudah jam sembilan. Bila masih ada yang ingin disampaikan saya ada diruangan ini setelah jam 1 pi em”.

Kutinggalkan gadis yang terduduk lesu , yang sedang mencoba agar airmatanya tidak terurai satu-persatu.

”Malam Bu Raya, saya Kiran Bu, sekuriti kampus. Maaf Bu, terpaksa menelpon Ibu subuh begini. Barusan kami terima telpon RS Andi Makassau, ada mahasiswi bernama Amira Sissy mencoba bunuh diri, dan nyawanya bisa tertolong. Hanya dia mau dijenguk oleh Ibu Raya. Apa Ibu kenal dengan mahasiswi tersebut?”, kata suara serak yang bernama Tukiran tersebut.

”Betul pak Kiran, dia mahasiswa kampus ini. Bisa sebutkan nomor kamarnya? Saya akan kesana setelah bada’ subuh ini”. Pak Tukiran, pegawai sekuriti ini mudah sekali kuingat karena dia bergabung di Black Motor Community. Kami sering berpapasan disore hari menjelang pulang kantor, sedangkan ia melakukan tugas rutinnya, mengecek keamanan kampus.

15 menit sudah aku diruang bernuansa biru muda ini. Kuperhatikan wajah yang terkulai lemah. Beda sekali dengan wajah yang kulihat saat pintu ruanganku terbuka.

"Mengapa Sissy? Mengapa saya yang kamu panggil .....?", tanyaku dalam hati.

”Bu Raya, apakah anda Bu Raya ?”, lirih suara yang nyaris tak terdengar olehku.
”Iya Si, saya sudah disini ”.
Kupegang erat tangannya, menguatkan hati dan jiwa yang merapuh.

“Maaf bu, merepotkan ibu pagi-pagi begini .... karena hanya ibu yang bisa saya mintai pertolongan.”
“Pertolongan apa Si?”, tanyaku.

Tangannya mencoba meraih bel di samping kanan kepalanya.. ” Tingggg... Tinggggggg”

”Kenapa Si, semua ini kamu lakukan? ”

Sissy hanya tersenyum lirih dan berkata ” Ini hanya keputus-asaan yang tak bisa kutemukan jawabnya Bu. Tapi alhamdulillah, semalam saya ditunjukkan Allah caranya. Saya memang harus menceritakan semuanya pada Ibu”.

”Selamat pagi bu Sissy, ini saya bawakan Noah. Tapi dia masih tidur bu... ”, sahut seorang suster berpakaian hijau pastel.
”Bu Raya, kenalkan ini Noah, anak saya yang berusia 3 bulan ”.

”Hahhhh? Sissy punya anak? Apa ini yang menyebabkan dia absen hampir 1 tahun lebih?”, pikirku dalam hati.

Bayi mungil yang masih terlihat kemerahan ini begitu mungil. Dibalut kain berwarna putih, tanganku terbungkus rapi oleh sarung mungil berwarna biru... Masya Allah, semuanya serba mungil ....

Mata kecil Noah yang tadinya terkatup, terbuka sesaat.
Menatapku ... berkedip perlahan ... berkedip perlahan lalu terkatup kembali ....
Mata ini ....
mata makhluk-makluk tak berdosa,
Mata yang selalu kurindukan hadirnya diantara aku dan Dimas.

Ntah mengapa saat ia kuletakkan di tanganku, ada rasa sayang yang begitu mendalam padanya.

”Sissy, putramu sangat gagah. Pasti seperti ayahnya ya ”.
Sissy hanya membalikkan wajahnya, menatap dingin ke arah luar jendela kamarnya. Dari arahku, kubisa melihat air kristal terurai dari sudut matanya, menahan sesuatu yang pasti sakit baginya.

Tanpa dia ucapkan, kubisa rasakan sesuatu yang menghimpitnya hingga tindakan suicide ini dipilihnya.

2 jam sudah berlalu .......

” Maaf Sissy, saya tidak bisa tinggal berlama-lama disini. Saya akan usahakan sebisa kemampuan saya. Insya Allah ada jalan keluarnya. Tolong kamu konsentrasi atas kesembuhanmu, and dear Sissy, please.. stop smoking when u still do breast feeding and don’t put Djarum Black Slim in your bag.”

“Pagi mba Rika, maaf apa saya bisa disisipkan bertemu dengan Pak Andi? Maaf, saya mendadak minta jadwalnya Mba. Ada yang hal penting yang harus saya sampaikan”, tanyaku pada sekretaris Rektor.

”Sebentar ya bu, saya cek sebentar jadwal bapak. Bu Raya, tampaknya bapak ada waktu kosong 15 menit sebelum meeting jam 10 ini. Apa waktu ini cukup buat Ibu?”, tanya gadis berambut ikal dengan lesung dikedua pipinya.

”Cukup Mba Rika, apa saya bisa masuk?”

”Bisa bu, Bapak sudah menunggu didalam ”.

Waktu 15 menit terasa lama bagiku. Rasanya, belum pernah aku melakukan perbincangan singkat ini, tetapi membuat lututku sangat lemas. Kututup pintu ruangan Rektor dari luar dan melangkah dengan mantap. Rasanya pertaruhanku hari ini akan mengubah diriku dalam waktu singkat. Perbincanganku dengan Pak Andi membuatku sadar, tanggung jawab sebagai wakil rektor bidang kemahasiswaan tidaklah sebatas mengurusi kegiatan mahasiswa.

Sambil berjalan keluar, kuucapkan ” Makasih yang mba Rika sudah membantu saya. Jaga dirimu baik-baik, dan terus belajar memperbaiki diri ya .....”

”Sama-sama Bu Raya, dan selamat atas kelahiran bayinya Bu .... ”

Hmmmm..... thinking

2 comments:

dear sahabat ....
thanks to respond my article in "It's my World". Hopefully, your feedback can make the contents of this site more meaningful. Sincerely, - nhirany -

 

© 2009-2016 Copyright N.Hirany. All Rights Reserved.

created by e.n.h.a ~ credits